Sekian lama dengan Roland E50, kemudian pindah lagi ke Yamaha PSR S910, waduh . . . benar benar aneh, gimana tidak, kebebasan seperti jadi terbelenggu, benar-benar terbatas . . ., betul kata orang tua . ., tapi si Roland sendiri suka bikin kesel karena lemot nya.
Jadi jika diibaratkan wanita
Roland E 50 :
Gadis manis yang agak maskulin, bersuara lantang dan jernih natural, banyak kemampuannya, tak suka pakaian berwarna cuma . . . respon nya lambat, kita harus sabar . . .
Yamaha PSR S 910
Gadis Cantik, yang bersuara terlalu lembut, suka dandan dengan banyak aksesori ,respond nya sangat cepat cekatan terhadap keinginan kita, tapi . . . . kemampuannya sangat terbatas, jangan berharap banyak improvisasi.
Ya begitulah, di kelas ini memang tak bisa berharap banyak dari sebuah orgen, memang kayaknya harus minimal punya 2, dari dua merek yang saling mendukung, misal Roland dan Yamaha.
PSR S910, bisa disebut "tak ada bedanya" dari S900, ya, jika dilihat dari fungsi utama keyboard, yaitu untuk dimainkan, bukan pemutar mp3. Bagi yang biasa otak-atik , udat-edit style siap siap kecewa, gimana tidak, kita sangat sulit untuk mengontrol volume masing masing instrumen dalam style, jadi sangat banyak atau lumrah kejadian, banyak style Yamaha "berbeda masing masing volume nya", misal style bawaan(built in style) volumenya 70, style yang ada di pasaran volumenya 110 ! , ajadi jika anda pindah style tanpa mengontrol "BALANCE' (antara style, suara tangan kiri dan kanan) maka bisa jadi kita kaget kareba style mendadak menyentak keras.
Jadi musti lebih memperhatikan balance suara tadi, setiap mau memulai style baru. Lumayan sulit mengatasi beda volume seperti ini saja.
Di Roland, hampir dipastikan hal seperti ini 'sangat mudah diatasi", karena setiap suara instrumen dalam style " saaangat mudah kita atur" !!! mau volumenya, mau reverbnya, chorusnya aaapa saja, mudah di Roland, ini kelebihan Roland yang (sengaja) belum dijawab oleh si Yamaha . . .
Tampilan untuk recording style, walah, Yamaha (di kelas ini) memang "seperti mainan", beda dengan si roland yang sekelas, tampilamnnya sudah serius . . ., lebih mudah dibaca dan lebih memberi KEBEBASAN berimprovisasi.
Tapi kembali, sulit mencari yang sempurna untuk harga 10-11 jt an . . . ya kita yang harus tau kebutuhan kita dan kita yang harus menyiasati apa yang harus di tambah untuk mengeluarkan performa maksimal orgen pegangan kita.
segini dulu, makasih
Jadi jika diibaratkan wanita
Roland E 50 :
Gadis manis yang agak maskulin, bersuara lantang dan jernih natural, banyak kemampuannya, tak suka pakaian berwarna cuma . . . respon nya lambat, kita harus sabar . . .
Yamaha PSR S 910
Gadis Cantik, yang bersuara terlalu lembut, suka dandan dengan banyak aksesori ,respond nya sangat cepat cekatan terhadap keinginan kita, tapi . . . . kemampuannya sangat terbatas, jangan berharap banyak improvisasi.
Ya begitulah, di kelas ini memang tak bisa berharap banyak dari sebuah orgen, memang kayaknya harus minimal punya 2, dari dua merek yang saling mendukung, misal Roland dan Yamaha.
PSR S910, bisa disebut "tak ada bedanya" dari S900, ya, jika dilihat dari fungsi utama keyboard, yaitu untuk dimainkan, bukan pemutar mp3. Bagi yang biasa otak-atik , udat-edit style siap siap kecewa, gimana tidak, kita sangat sulit untuk mengontrol volume masing masing instrumen dalam style, jadi sangat banyak atau lumrah kejadian, banyak style Yamaha "berbeda masing masing volume nya", misal style bawaan(built in style) volumenya 70, style yang ada di pasaran volumenya 110 ! , ajadi jika anda pindah style tanpa mengontrol "BALANCE' (antara style, suara tangan kiri dan kanan) maka bisa jadi kita kaget kareba style mendadak menyentak keras.
Jadi musti lebih memperhatikan balance suara tadi, setiap mau memulai style baru. Lumayan sulit mengatasi beda volume seperti ini saja.
Di Roland, hampir dipastikan hal seperti ini 'sangat mudah diatasi", karena setiap suara instrumen dalam style " saaangat mudah kita atur" !!! mau volumenya, mau reverbnya, chorusnya aaapa saja, mudah di Roland, ini kelebihan Roland yang (sengaja) belum dijawab oleh si Yamaha . . .
Tampilan untuk recording style, walah, Yamaha (di kelas ini) memang "seperti mainan", beda dengan si roland yang sekelas, tampilamnnya sudah serius . . ., lebih mudah dibaca dan lebih memberi KEBEBASAN berimprovisasi.
Tapi kembali, sulit mencari yang sempurna untuk harga 10-11 jt an . . . ya kita yang harus tau kebutuhan kita dan kita yang harus menyiasati apa yang harus di tambah untuk mengeluarkan performa maksimal orgen pegangan kita.
segini dulu, makasih
salam,
BalasHapusSaya elizar dari bandung, bisa tukar informasi mengenai teknik dan tips bermain keyboard. saya hanya punya piano digital merk korg, saat ini tertarik untuk beli Yamaha PSR 950 namun kalau dilirik KORG PA-900 bagus juga. Menurut anda bagaimana? Apa kelebihan dan kekurangan dari masing merk tsb?