Masuk Toll Jakarta Cikampek masih lancar tak terasa suasana mudik karena memang rata rata kantor libur 18 September. Keluar Gerbang Cikampek ( jam 17.30) langsung macet total, disekitar sini mungkin ratusan polisi siaga, saya lihat pasukan polisi motor trail menyebar seperti akan mengurai macet, butuh sekitar 45 menit untuk sampai dipertigaan Jomin (belokan keluar kota Cikampek) padahal paling cuma 3 km, ternyata lalulintas tidak di belokkan ke kanan tetapi malah di luruskan ke kota Cikampek ? what ?, wadddu . . . saya sudah tidak bisa mengerti rencana pak polisi ini, karena di ujung perempatan kota Cikampek adalah Pasar, pertokoan dan rel Kereta api, benar saja, kami mutuh waktu 1 jam lagi untuk bergemas ria dengan peratutan ini, aneh memang?, eeeh di Cikampek, dipusan stuck nya lalulintas hanya ada bebera polisi yang tampaknya seperti hari hari biasa saja, tidak seperti di pertigan Cikopo keluar toll Cikampek yang siap tempur. sabarrrr . . . . . sabar . . . gak bisa juga, ratusan polisi tak bisa juga mengurai dengan cept kemacetan yang 'langganan' ini, yaa sabar ya pak polisi, tahun depan lebih baik deh . . .terimakasih sudah dijagain, diatur juga tengkyu pak polisi. Ketika antrian bergerak di sekitar jalan Cikopo - Cikampek , muncul para 'joki' penunjuk jalan tikus, persis seperti di Ciawi arah puncak, cuma kalau di sini mereka berteriak' Cirebon ! cirebon ! " heh ? Cirebon ? . . cirebon bapak lu?!, saya jadi kesel juga, kesel sama polisi yang aneh mengatur arah kok jadi ke Cikampek, dan kesel sama efek yang ditimbulkan, karena banyak juga mobil yang menuruti mereka masuk ke gang-gang kecil, jalan tikus menuju simpang Jomin Fly over . . cape dee . . . . .
Selepas Cikampek, lancar abiss, para penumpang yang saya bawa ( he he he) sudah buka puasa sambil kami tetap melaju, bak bis malam saja he he he. memang sengaja saya jalan sekitar jam 7 malam agar tak terlalu banyak bersaing dengan bis malam jurusan Jawa timur, meskipun sekitar jam itu bis malam jurusan jawa tengan bersamaan melaju di jalur pantai utara jawa barat.
Jalan raya pantura (pantai utara) benar benar mulus . . lus dengan marka jalan yang jelas dan sangat recomended untuk dilalui jam berapapun !
" Tips : menyalip di pantura sudah lazim dari kiri, jangan mengharap dari kanan seperti biasanya karena truk truk dan kendaraan yang lebih pelan lainnya akan tetap berada di lajur paling kanan"
Toll Cirebon : Palimanan -Kanci - Pejagan ( Palikanci) Karena lancarnya perjalanan maka kami sampai di tol Palikanci seperti perjalanan bukan di libur lebaran. Jalan toll baru ( Bakri Toll) yang membelah wilayah Cirebon ke arah Ketanggungan ini belum selesai, tapi karena lebaran, dibuka juga agak darurat, petunjuk arah menunjukkan "ke Purwokerto- Jogya", ternyata betul, di Pejagan, semua mobil diarahkan ke kanan, ke arah ketanggungan ( 3 km dari keluar toll), padahal pantura adanya di sebelah kiri ( harusnya belok kiri), makanya saya langsung putar arah, diantara kebun bawang merah kiri kanan jalan, daripada ke Purwokerto mendingan ke Tegal (tujuan semula).
Sampai di perbatasan kota Tegal setelah 6 jam saya nyetir lelah juga, langsung saja istirahat di sebuah pom bensin besar yang biasa saya singgahi, di sana memang tersedia tempat istirahat dan jangan lupa" tukang pijit" untuk mengendorkan otot yang tegang dan capek. Ngopi, makan dan pijet he he he . . . .
Tancap lagi dengan tujuan simpang Weleri (Kabupaten Kendal) ke arah Temanggung.
Weleri - Parakan - Kedu - Magelang - Jogya ( 130 km)
Ternyata jalan ini tak se'heboh' seperti yang dimuat dalam situs resmi Pemda kabupaten Kendal, dimana disebutkan 'jalur Weleri - Sukorejo- Parakan-Temanggung sebagai " Jalanan naik turun, kiri kanan Jurang, jalan bergelombang, tanah tidak stabil " waduuu??, ternyata biasa aja . . bahkan Bis malam Handoyo dari Jakarta Ngebut di sana . . .
Saya lewat jalan ini sekitar Jam 3 pagi, biasa saja , sangat layak untuk dilalui meskioun malam hari, jalan memang naik turun, jurang? ya biasa laaa, seperti di Mrawan - Banyuwangi Jatim dan banyak daerah di Jawa barat.
Justru yang seharusnya di sebut oleh pemkab Kendal adalah, sepanjang jalur ini hampir tidak ada fasilitas bengkel atau tambal ban, tidak ada restoran 24 Jam ( malam hari) karena bukan daerah Wisata kayaknya , cuma lewatan ke arah Temanggung dari Weleri. Kesimpulannya , good, jalan bagus layak sekali, rambu cukup.
Candi Borobudur -Candi Mendut
Jam 6.30 pagi, kami sudah di parkiran Borobudur (Magelang-Jateng)sebelah kanan, mendekat ke toilet laa he he he, toiletnya lumayan bersih cuma kecil, jadi kurang enak kalau buat mandi.
Borobudur sendiri sudah bukan sejak jam 6 pagi, banyak bule yg sudah masuk. Ticket masuk 22.500,- whorted sekali, camera masuk bayar 10 ribu, tidak boleh bawa makanan kecuali air minum kemasan, semua makanan harus titip di locker dekat loket.
Sehabis loket masuk maka pengunjung akan melewati detector seperti biasa kita masuk sarana umum mall atau kantor. Secara umum lingkungan Borobudur bersih dan terawat, harus dong . . .
Souvenir dan makanan di Borobudur
Murah, itu kesan saya, bagaimana tidak, di kawasan wisata se terkenal itu harga harga masih umum, bahkan bukan harga wisata. Souvenir yang 3000 rupiah bisa jadi 750 rp saja, yang 30 ribu bisa jadi 10 ribu saja akhirnya.
Santay saja, bahkan kalo santay , beli souvenirnya pas pulangnya saja, mungkin jadi dapet seperti harga saya itu. Cuma kalau beli kaos, t-shirt lihat dulu, ukuran dewasa atau anak2, karena harga boleh murah tapi bukan untuk kita tapi untuk anak anak ukurannya. Replika patung ukuran kecil dari batu ditawarkan 25 ribu, sabar saja anda bisa dapet 10 ribu- 12 ribu.
Makanan ?
Murah dan wajar lah, standar, nasi goreng 10 ribu, nasi campur 10 ribu kan biasa . . minuman juga begitu, wajar sekali dan rasanya ok laa . . . ., bule bule juga banyak yang ngopi dan makan di warung warung di sekitar pintu keluar Borobudur.
Candi Mendut?
Ini sih tepat di pinggir jalan raya, kelihatan sambil lewat atau parkir di sebelahnya, jadi kalau dari borobudur mau ke Jogya hampir pasti kita lewat candi Mendut. Cuma jika kita habis keliling borobudur, lihat mendut jadi kecil sekali dan sepi.
Candi Plaosan,Kalasan dan Prambanan?
Terus saja dari Jogya ke arah solo, kita akan lewati kawasan candi-candi itu di kiri kanan jalan,rambu rambu petunjuk jelas untuk kita bisa singgah melihat, yang terbesar setelah borobudur ya Prambanan, adanya di kiri jalan, karena tinggi dari jalan kelihatan juga puncaknya yang masih ditopang oleh skyfold sehabis gempa Jogya dulu itu,
Kesimpulannya ?, Jalan dari Bekasi ke Borobudur baguusss, mulusss rata, harga harga wajar menyenangkan untuk perjalanan santai sekeluarga
Oleh-oleh
Muntilan : Tape ketan Muntilan
Magelang : Wajit Week
Selepas Cikampek, lancar abiss, para penumpang yang saya bawa ( he he he) sudah buka puasa sambil kami tetap melaju, bak bis malam saja he he he. memang sengaja saya jalan sekitar jam 7 malam agar tak terlalu banyak bersaing dengan bis malam jurusan Jawa timur, meskipun sekitar jam itu bis malam jurusan jawa tengan bersamaan melaju di jalur pantai utara jawa barat.
Jalan raya pantura (pantai utara) benar benar mulus . . lus dengan marka jalan yang jelas dan sangat recomended untuk dilalui jam berapapun !
" Tips : menyalip di pantura sudah lazim dari kiri, jangan mengharap dari kanan seperti biasanya karena truk truk dan kendaraan yang lebih pelan lainnya akan tetap berada di lajur paling kanan"
Toll Cirebon : Palimanan -Kanci - Pejagan ( Palikanci) Karena lancarnya perjalanan maka kami sampai di tol Palikanci seperti perjalanan bukan di libur lebaran. Jalan toll baru ( Bakri Toll) yang membelah wilayah Cirebon ke arah Ketanggungan ini belum selesai, tapi karena lebaran, dibuka juga agak darurat, petunjuk arah menunjukkan "ke Purwokerto- Jogya", ternyata betul, di Pejagan, semua mobil diarahkan ke kanan, ke arah ketanggungan ( 3 km dari keluar toll), padahal pantura adanya di sebelah kiri ( harusnya belok kiri), makanya saya langsung putar arah, diantara kebun bawang merah kiri kanan jalan, daripada ke Purwokerto mendingan ke Tegal (tujuan semula).
Sampai di perbatasan kota Tegal setelah 6 jam saya nyetir lelah juga, langsung saja istirahat di sebuah pom bensin besar yang biasa saya singgahi, di sana memang tersedia tempat istirahat dan jangan lupa" tukang pijit" untuk mengendorkan otot yang tegang dan capek. Ngopi, makan dan pijet he he he . . . .
Tancap lagi dengan tujuan simpang Weleri (Kabupaten Kendal) ke arah Temanggung.
Weleri - Parakan - Kedu - Magelang - Jogya ( 130 km)
Ternyata jalan ini tak se'heboh' seperti yang dimuat dalam situs resmi Pemda kabupaten Kendal, dimana disebutkan 'jalur Weleri - Sukorejo- Parakan-Temanggung sebagai " Jalanan naik turun, kiri kanan Jurang, jalan bergelombang, tanah tidak stabil " waduuu??, ternyata biasa aja . . bahkan Bis malam Handoyo dari Jakarta Ngebut di sana . . .
Saya lewat jalan ini sekitar Jam 3 pagi, biasa saja , sangat layak untuk dilalui meskioun malam hari, jalan memang naik turun, jurang? ya biasa laaa, seperti di Mrawan - Banyuwangi Jatim dan banyak daerah di Jawa barat.
Justru yang seharusnya di sebut oleh pemkab Kendal adalah, sepanjang jalur ini hampir tidak ada fasilitas bengkel atau tambal ban, tidak ada restoran 24 Jam ( malam hari) karena bukan daerah Wisata kayaknya , cuma lewatan ke arah Temanggung dari Weleri. Kesimpulannya , good, jalan bagus layak sekali, rambu cukup.
Candi Borobudur -Candi Mendut
Jam 6.30 pagi, kami sudah di parkiran Borobudur (Magelang-Jateng)sebelah kanan, mendekat ke toilet laa he he he, toiletnya lumayan bersih cuma kecil, jadi kurang enak kalau buat mandi.
Borobudur sendiri sudah bukan sejak jam 6 pagi, banyak bule yg sudah masuk. Ticket masuk 22.500,- whorted sekali, camera masuk bayar 10 ribu, tidak boleh bawa makanan kecuali air minum kemasan, semua makanan harus titip di locker dekat loket.
Sehabis loket masuk maka pengunjung akan melewati detector seperti biasa kita masuk sarana umum mall atau kantor. Secara umum lingkungan Borobudur bersih dan terawat, harus dong . . .
Souvenir dan makanan di Borobudur
Murah, itu kesan saya, bagaimana tidak, di kawasan wisata se terkenal itu harga harga masih umum, bahkan bukan harga wisata. Souvenir yang 3000 rupiah bisa jadi 750 rp saja, yang 30 ribu bisa jadi 10 ribu saja akhirnya.
Santay saja, bahkan kalo santay , beli souvenirnya pas pulangnya saja, mungkin jadi dapet seperti harga saya itu. Cuma kalau beli kaos, t-shirt lihat dulu, ukuran dewasa atau anak2, karena harga boleh murah tapi bukan untuk kita tapi untuk anak anak ukurannya. Replika patung ukuran kecil dari batu ditawarkan 25 ribu, sabar saja anda bisa dapet 10 ribu- 12 ribu.
Makanan ?
Murah dan wajar lah, standar, nasi goreng 10 ribu, nasi campur 10 ribu kan biasa . . minuman juga begitu, wajar sekali dan rasanya ok laa . . . ., bule bule juga banyak yang ngopi dan makan di warung warung di sekitar pintu keluar Borobudur.
Candi Mendut?
Ini sih tepat di pinggir jalan raya, kelihatan sambil lewat atau parkir di sebelahnya, jadi kalau dari borobudur mau ke Jogya hampir pasti kita lewat candi Mendut. Cuma jika kita habis keliling borobudur, lihat mendut jadi kecil sekali dan sepi.
Candi Plaosan,Kalasan dan Prambanan?
Terus saja dari Jogya ke arah solo, kita akan lewati kawasan candi-candi itu di kiri kanan jalan,rambu rambu petunjuk jelas untuk kita bisa singgah melihat, yang terbesar setelah borobudur ya Prambanan, adanya di kiri jalan, karena tinggi dari jalan kelihatan juga puncaknya yang masih ditopang oleh skyfold sehabis gempa Jogya dulu itu,
Kesimpulannya ?, Jalan dari Bekasi ke Borobudur baguusss, mulusss rata, harga harga wajar menyenangkan untuk perjalanan santai sekeluarga
Oleh-oleh
Muntilan : Tape ketan Muntilan
Magelang : Wajit Week
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan jika ingin comment,bebas aja, terimakasih