Ini kali kedua bagi saya ke Candi Penataran dan makam Bung karno, dulu tahun 1985 waktu masih bujangan, naik motor ke sini ,sekarang sudahbersama anak istri, cuma yang sekarang jalurnya lain, bukan dari Blitar tapi saya ambil dari Kediri.
Candi Penataran dalam sejarah disebut juga candi Palah, berada di sekitar Nglegok-Penataran.kalau ditarik garis lurus dari Trowulan (Pusat Majapahit) sih dekat, cuma jalannya sekarang kan memutar. Candi ini didirikan sekitar 1194 pada masa raja Sri Sarweqwara Triwikrama Wataranindita Grengga lancana Digwijaya Tunggadewa.
Tingginya sekitar 3 tingkat dengan gerbang yang khas seperti di trowulan, pahatannya banyak bermotif ular dan binatang lain, area situs ini cukup luas, di bagian depan masih ada galian yang tampaknya (lebih) baru digali. Dibagian belakang candi hampir mirip dengan Borobudur, jadi kalau kita duduk menghadap lembahnya, terlihat luas hamparan sawah, ladang dan pepohonan (foto kiri bawah ke2). Jalan (umum) menuju candi sekarang sudah ada gerbangnya dan ditarik retribusi 2000 rupiah (foto pojok kiri atas), kemudian kita masuk ke area parkir dan berjalan sekitar 50 meter ke area Candi. Tidak ada pemandu seperti di Borobudur dan Prambanan yang tersedia dalam berbagai macam bahasa. Kita di pintu depan diminta untuk daftar tamu seperti di makam Bung Karno. Juga tidak ada larangan apapun ketika masuk candi seperti ke Borobudur.
Jalan menuju daerah penataran dari Pare - belok kiri pas di polsek Plosoklaten ( Kediri), kalau dari kota kediri ya lurus saja. Jalanan mulus, kita akan melewati daerah Wates Kediri ( waduh . . jadi inget jaman semono . . . wates . .wates . .sik ono nggak yo arek-e?) kemudian akan melewati area Sabo Dam- (foto kanan bawah 3 dan kiri bawah 3) , orang sana menyebut dengan daerah laharan, dam yang dibuat berlapis untuk menahan lahar dingin dari letusan Gunung Kelud agar tidak liar hingga ke kota Kediri.
Saya tidak menyangka bahwa anak anak saya sepertinya suka lihat candi, mereka berfoto sana sini dan naik turun berkeliling candi.
Saya kira sebagai alternatif rekreasi anak juga cukup baik, karena mungkin bosen keTime Zone lagi ke Bombom car lagi. Candi Penataran jangan anda lewatkan kalau ke Blitar atau ke Kediri, kalau saya sih memang suka yang seperti ini dari dulu maklum . . . orang kota . .he he he
Makam Bung Karno Presiden ke-1 Indonesia dan Proklamator
Waktu muda , waktu kuliah dulu saya naik motor ke sini boncengan sore sore, dari kota Blitar ke arah utara. Sekarang bersama keluarga dari arah Kediri ke selatan. Jika candi Penataran ada di Wilayah Kediri maka makam pak Karno, yang 10 km dari Penataran, berada di wilayah kabupaten Blitar.
Dari sekitar 100 sebelum makam, pemuda setempat sudah menawarkan parkiran di pinggir jalan, sama dengan Borobudur , berkarcis 5000 rupiah. retribusi 2000 rupiah per orang, sama dengan di candi Penataran, Kemudian kita jalan kaki ke arah makam di kiri jalan, dan seperti biasa mengisi buku tamu sambil ditawarkan untuk mengunjungi museum Bung karno di sebelah kanan dari kantor pengelola.Kebanyakan pengunjung langsung ke arah kiri, ke makam ( foto bawah tengah), pedangan bunga untuk tabur bungan juga tersedia, kebetulan hari itu makam sedang dibuka, jadi banyak juga orang berdoa di depan makam beliau, biasanya dilindungi kaca sehingga pengunjung tidak dapat memegang makam.
Pintu keluar makam diatur seperti di Borobudur, jadi pengunjung diarahkan melewati pasar sentra kerajinan dan oleh oleh khas disitu, pertama pasti kaos, t-shirt bergambar proklamator tersebut dan sepertibiasanya , batik dan kerajinan tangan lainnya. Harga ? sangat wajar termasu tidak mahal. anak saya nanya kenapa dimakamkan di sini? he he he . . .
Ohya , foto yang lagi nyanyi adalah lagi karaoke di rumah saudara saya di Jengkol, di tengah malam yang dingin, diantara kopi panas dan kueh-kueh kita nyanyi terusss . . . he he he . .
Candi Penataran dalam sejarah disebut juga candi Palah, berada di sekitar Nglegok-Penataran.kalau ditarik garis lurus dari Trowulan (Pusat Majapahit) sih dekat, cuma jalannya sekarang kan memutar. Candi ini didirikan sekitar 1194 pada masa raja Sri Sarweqwara Triwikrama Wataranindita Grengga lancana Digwijaya Tunggadewa.
Tingginya sekitar 3 tingkat dengan gerbang yang khas seperti di trowulan, pahatannya banyak bermotif ular dan binatang lain, area situs ini cukup luas, di bagian depan masih ada galian yang tampaknya (lebih) baru digali. Dibagian belakang candi hampir mirip dengan Borobudur, jadi kalau kita duduk menghadap lembahnya, terlihat luas hamparan sawah, ladang dan pepohonan (foto kiri bawah ke2). Jalan (umum) menuju candi sekarang sudah ada gerbangnya dan ditarik retribusi 2000 rupiah (foto pojok kiri atas), kemudian kita masuk ke area parkir dan berjalan sekitar 50 meter ke area Candi. Tidak ada pemandu seperti di Borobudur dan Prambanan yang tersedia dalam berbagai macam bahasa. Kita di pintu depan diminta untuk daftar tamu seperti di makam Bung Karno. Juga tidak ada larangan apapun ketika masuk candi seperti ke Borobudur.
Jalan menuju daerah penataran dari Pare - belok kiri pas di polsek Plosoklaten ( Kediri), kalau dari kota kediri ya lurus saja. Jalanan mulus, kita akan melewati daerah Wates Kediri ( waduh . . jadi inget jaman semono . . . wates . .wates . .sik ono nggak yo arek-e?) kemudian akan melewati area Sabo Dam- (foto kanan bawah 3 dan kiri bawah 3) , orang sana menyebut dengan daerah laharan, dam yang dibuat berlapis untuk menahan lahar dingin dari letusan Gunung Kelud agar tidak liar hingga ke kota Kediri.
Saya tidak menyangka bahwa anak anak saya sepertinya suka lihat candi, mereka berfoto sana sini dan naik turun berkeliling candi.
Saya kira sebagai alternatif rekreasi anak juga cukup baik, karena mungkin bosen keTime Zone lagi ke Bombom car lagi. Candi Penataran jangan anda lewatkan kalau ke Blitar atau ke Kediri, kalau saya sih memang suka yang seperti ini dari dulu maklum . . . orang kota . .he he he
Makam Bung Karno Presiden ke-1 Indonesia dan Proklamator
Waktu muda , waktu kuliah dulu saya naik motor ke sini boncengan sore sore, dari kota Blitar ke arah utara. Sekarang bersama keluarga dari arah Kediri ke selatan. Jika candi Penataran ada di Wilayah Kediri maka makam pak Karno, yang 10 km dari Penataran, berada di wilayah kabupaten Blitar.
Dari sekitar 100 sebelum makam, pemuda setempat sudah menawarkan parkiran di pinggir jalan, sama dengan Borobudur , berkarcis 5000 rupiah. retribusi 2000 rupiah per orang, sama dengan di candi Penataran, Kemudian kita jalan kaki ke arah makam di kiri jalan, dan seperti biasa mengisi buku tamu sambil ditawarkan untuk mengunjungi museum Bung karno di sebelah kanan dari kantor pengelola.Kebanyakan pengunjung langsung ke arah kiri, ke makam ( foto bawah tengah), pedangan bunga untuk tabur bungan juga tersedia, kebetulan hari itu makam sedang dibuka, jadi banyak juga orang berdoa di depan makam beliau, biasanya dilindungi kaca sehingga pengunjung tidak dapat memegang makam.
Pintu keluar makam diatur seperti di Borobudur, jadi pengunjung diarahkan melewati pasar sentra kerajinan dan oleh oleh khas disitu, pertama pasti kaos, t-shirt bergambar proklamator tersebut dan sepertibiasanya , batik dan kerajinan tangan lainnya. Harga ? sangat wajar termasu tidak mahal. anak saya nanya kenapa dimakamkan di sini? he he he . . .
Ohya , foto yang lagi nyanyi adalah lagi karaoke di rumah saudara saya di Jengkol, di tengah malam yang dingin, diantara kopi panas dan kueh-kueh kita nyanyi terusss . . . he he he . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan jika ingin comment,bebas aja, terimakasih