Senin, 01 November 2010

Pendekatan antara kelompok hobby bermusik, sampai dimana batasnya? beda polyphonic?

Sekitar 3 tahun lalu saya ada acara di Puncak(Bogor), di suatu vila, di terasnya saya lihat orang berjejer memainkan gitar klasik di sore hari, wah kata saya , ini pasti klub gitar akustik, klub gitar klasik lagi piknik, kalau klub orgen piknik kayak gimana ya? dalam pikir saya, apakah itu orgen berjejer di depan villa? he he he,gak perlu sama sekali ya.

Lantas saya membayangkan bisa nggak piknik bareng antara klub gitar dengan klub orgen? he he he, lalu . .tapi bagaimana pembagiannya?, wong di orgen sudah ada puluhan macam gitar akustik, puluhan gitar electric. Jadi gimana pembatasannya?
Oh tak ada batasnya, misal kata anda, atau waah terbatas misalnya lagi, ya mungkin mungkin saja, tergantung kebiasaan dan kebijakan si pehobby pehobby itu.

Menurut pengalaman saya akhirnya begini,
Jangan bawa itu orgen ke klub bermusik gitar akustik atau semi electric jika memang tak dikhususkan, tak diminta, tak dikasih acara, tak dibagi waktu atau diberi keleluasaan. lho kenapa?
Beda karakter rasanya . . .
Orang orgen, player keyboard tunggal ingin mengeluarkan semua suara atau bunyi orgennya, yang 128 polyphonic itu, sedangkan bisa jadi di grup gitar akustik atau semi electrik sudah akrab dengan 18 atau 20an polyphonic dengan 2 orang pemain gitar sambil bernyanyi ( 6 senar gitar x2= 12, ditambah 2 penyanyi = 14 pholyphonic(??), jadi kemungkinan, orang yang terbiasa mendengar gitar akustik akan sangat 'terganggu' dengan suara orgen ! yeeess . . ., itu suara orgen berisik banget! apalagi pemainnya seperti saya, pengen keras tapi mainnya gak begitu bagus he he he he . . . .jadi . . .?? gimana dong?
Banyak yang tak bisa dibarengkan . . .
banyak yang tak dapat dipaksakan . . .Kayaknya lebih baik sendiri sendiri saja, karena main bareng juga rasanya beda dimensi.

Kecuali . . ., misalnya seperti Franky Patti teman saya itu (adiknya Patti Sisters), dia sudah terbukti di mana mana (di komunitas Orgen-an).Dia bisa main dan menyesuaikan dengan player orgen, dia tau "kapan berhenti" dan "kapan beraksi" dengan gitarnya yang selalu ada di mobilnya.
Yang seperti ini berbeda, mungkin karena dasarnya dari Band, bukan dari akustikan.
Jadi biasanya yang seperti ini bisa cocok dengan tukang orgen, dia akan mengisi Interlude, dia akan ngisi Intro atau dimana saja yang diperlukan suara gitar . . wow, dijamin ! kayak lihat Yopie Item dah he he he . .

Jadi , menurut saya . . .
memang ada ruang nya, ada komunitasnya, tak bisa dipaksa untuk dipadukan, masing masing mempunyai keindahan dan kekhasan yang mungkin hanya dinikmati oleh masing masing peminat.

Sementara saya yang sejak kecil main gitar, kok sudah tua bosen main gitar sehinga jadi pehobby orgen seperti sekarang. Lima gitar jadi pajangan di rumah (pernah sy tulis) dan hampir tak pernah dijamah, karena saya sudah punya istri baru , ya si Yamaha itu . . .
Karena entah bagaimana,
sejak itu main gitar sendiri rasanya sepi . . .
main gitar rasanya kurang expresif . . .
main gitar sendirri jadi tak exploratif . . .
dengan Yamaha . . jadi rame, jadi bisa,jadi bisa direkam ..
jadi menghasilkan uang jajan ( ha ha ha!!) . .
ndak apa apa . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan jika ingin comment,bebas aja, terimakasih