Sabtu, 19 Januari 2008

Miracle ! dari TIDAK BISA JADI BISA ,dari tidak punya jadi punya

Terkadang seperti itu.
Yang ingin bisa main orgen tapi tidak punya, belum beli, yang punya orgen di rumah tapi tidak ada yang mau pake, sayang banget.
Ketika kita berkunjung kerumah teman atau kerabat, di rumahnya ada orgen atau piano atau piano electric tapi cuma jadi pajangan karena tak ada waktu untuk main, anaknya sudah misah rumah, ini cuma hadiah padahal di sini tidak ada yang bisa orgen dan semacamnya, waduu, coba kasihin ke saya, bisa saya cicil, coba jual murah ke saya begitu kira kira dalam hati kita.

Saat saya kecil dulu di Bandung ( Cicadas Pusat, Bukan Jakarta Pusat he he . .), di kampung saya ada pengamen buta, namanya Oman. Sering dia bernyanyi dengan gitarnya di depan kantor RW, saya adalah salah satu yang selalu menunggu nya untuk mendengar dia bernyanyi sambil main gitar. Di hati saya, wah enak kali ya kalau bisa main gitar . Di masa yang sama di kampung saya juga ada grup band rock jaman dulu yang suka saya tonton bila mereka latihan dan juga kebetulan ada group orkes melayu yang juga suka latihan di rumah tetangga saya pasti saya tonton dan selalu saya berkhayal jadi pinter main gitar, bukan orgen.

Miracle nya lagi, masih di kampung saya RW saya, ada seorang dalang wayang golek (pa Udin Suryanata muridnya dalang kasepuhan Elan) yang sering latihan di rumahnya minggu kalau tidak manggung, dan saya juga nonton latihan , bahkan jika beliau manggung dekat kampung saya. Yang ini tidak saya angan kan, saya tak berminat bisa ngedalang tapi cerita dan tokoh tokoh wayang itu yang sangat menarik.

Juga dua pelukis komik (dulu komik indonesia berjaya) tetangga saya, U.Syahbudin yang bikin komik 'Pendekar bambu kuning' dan Priatna/Yanthi yang bikin komik 'Perawan alas Roban' sering saya berdiri di jendela kamar beliau melihat mereka melukis komik, akhirnya saya jadi nyoba niru juga.

Dan juga dua orang seniman kanvas dekat rumah saya (Pa Suhana dan pa Sutisna) yang setiap hari menjemur lukisan cat minyaknya di depan rumah mereka yang suka saya pandangi dan ingin saya tiru. Jika anda nginep di vila di puncak, kan suka ada yang jual lukisan pemandangan, nah seperti itu lukisan kedua pelukis itu.

Truly Miracle !, Lengkap sekali saat itu di kampung saya, ada grup calung (kang Enjang, Kang Nono) ada grup Reog (Kang Dodi) ada kacapi Suling mang Idi dan bi Isah and last but not least Kendang Penca dari kampung sebelah (mang Oyo) wow ! icu kampung yang syangat indah dan menyenangkan saya terinspirasi oleh semua itu.
Sehingga saat kelas 4 Sd saya mulai ikut main gondang tiap 17 an, gondang adalah teman dekatnta kesenian gending karesmen, oh sory, gondang itu kayak operet tapi live bukan kaset dan selalu menceriterakan kisah remaja.

Akhirnya, gara gara sering nonton orgen tunggal yang kebetulan dua rumah dari rumah saya sekarang, saya jadi ingin beli orgen dan belajar orgen

Kok ceriteranya melambung, iya memang perjalanannya begitu. Saya pertama punya gitar tahun 1978 setelah saya bisa, mereknya arista harga 8 ribu rupiah. (ingat Oman pengamen buta) tapi punya orgen tahun 1999 setelah agak bisa.

Maksud saya . . .
Bagi kita kita yang belum punya orgen dan belum bisa orgen coba perbanyak nonton orgen tunggal ( he he . .konsen ke ke orgen nya ya jangan penyanyinya) atau lihat tetangga atau teman yang sedang memainkannya, tanya sana tanya sini tentang orgen mungkin dari situ tumbuh keinginan kuat untuk bisa dan dimudahkan tuhan untuk punya orgen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan jika ingin comment,bebas aja, terimakasih