Kamis, 13 Maret 2008

Memilih Musik Pengiring dalam orgen (Style)

Belajar lagi . . . terus . .belajar setiap ada kesempatan di rumah, di rumah teman, biar cepat bisa dan cepat enak, iya enak bisa orgen itu lho.

Jenis irama pengiring atau accompaniment atau singkatya kita sebut ' style' yang sudah tersedia dalam orgen (preset style) sangat bervariasi tergantung dari level dari orgen, semakin mahal kayaknya semakin lengkap semakin rame dan suaranya bagus. Akan tetapi . . . .
Akan tetapi, dari semua yang di sediakan belum tentu 30 persen yang kita butuhkan untuk pemakaian sehari hari, kenapa begitu ?
"karena irama kurang cocok dengan lagu-lagu pop Indonesia apalagi dangdut dan tradisional, tidak tersedia, jika ada irama tradisional juga tidak mantep, asal ada saja.
Jadi meskipun orgen di rakit di Cibitung, Bekasi Jawa barat, tetapi style-nya adalah hasil tangan orang 'sono' sehingga 'taste' nya beda dengan kita, apalagi yang dari kecil terbiasa mendengar atau dicekoki lagu tradisional.
Coba cari di orgen anda irama untuk lagu 'Koes Plus', hampir bisa saya pastikan tidak ada yang cocok!. jadi kalau nyanyi lagu Koes Plus pasti jauh irama nya, 'gak enak'.
Hal ini karena Koes Plus ini sangat kental 'jawa' nya. Simak pukulan drum Mury, itu benar benar mewakili gendang jawa atau dekat dengan Sunda, sehingga pas banget untuk lagu Koes Plus, di orgen 'tidak ada' pukulan drum atau 'fill in' seperti itu, unik sekali memang.
Perhatikan lagi bass tiga perempat dalam lagu 'Tenda Biru' (Desy/ Amin Ivos) juga akan sulit ditemukan dalam orgen, karena bass nya agak unik untuk bass 'pop barat atau country'. Ada sih yang agak mirip, misalnya di Yamaha adalah 'irama 6-8' tetapi itu juga baru 'nginjek' bass yang mirip di 'variation ke 4' (biasanya di sediakan untuk Reffrain/ chorus).
Jadi Bagaimana dong ?
Yang terbiasa mendengar berbagai macam lagu dari berbagai macam genre, akan sangat kenal dengan berbagai macam keunikan 'pukulan' dan 'petikan' atau 'tendangan' para pemain musik he he . . Maka dari itu penting untuk sering mendengar, melihat, diskusi dan mencoba memainkan berbagai jenis irama.
Jadi gimana dong ?
Nah, untuk mengobati kekesalan dan kekecewaan para pemain yang merasa bahwa irama yang disediakan kurang 'cucok' maka kebanyakan mereka ' membuat atau meng edit sendiri' style-style tersebut di orgen yang kita pakai ( nanti kita belajar meng edit style ya . .).
Apanya yang di-edit ?
Menurut pendapat saya, ada tiga yang utama, yaitu edit Drum, Bass dan 'genjrengan (strum)' gitar. Yang paling susah niru drumnya Mury (koes Plus) itu ha ha . . .soalnya kadang kadang seperti pukulan gendang kuda lumping atau kliningan ( kesenian Jawa).
Coba cari irama yang cocok untuk lagu-lagu Rinto Harahap dengan band Lolypop ?, hampir bisa saya pastikan 'tidak ada' dalam orgen yang kita miliki. Ya harus kita bikin sendiri style-nya.
Maka dari itu mungkin anda pernah nonton orgen tunggal kok musiknya bagus sekali, enak, pas. tapi kok kalau saya main di rumah kayaknya 'dag-dug' doang nggak pas- pas. nah itu salah satunya karena style-nya pas (buatan sendiri/ bukan preset) atau karena memang si pemain jago mainnya . . .

4 komentar:

  1. Wow, asyik belajar musyik, he he!

    BalasHapus
  2. Bukankah Tenda Biru itu biramanya 4/4, bukan 3/4. Jadi kalau di Organ tunggal, ya pakai irama Slow Rock. Bukan Waltz (3/4). Coba ditulis dg partitur, nanti kan kelihatan kalau iramanya 4/4. Maaf kalau saya salah

    BalasHapus
  3. ndak ngerti... bos iki sek ate belajar biso pusing ngelu rasane bossss... tapi pingin

    BalasHapus
  4. Jadi gimana bos cara membikin style nya

    BalasHapus

Silakan jika ingin comment,bebas aja, terimakasih