Meskipun sering dilecehkan oleh para pemerhati keyboard di Indonesia, Katanya Yamaha suaranya tipis, tidak nge-dut suara dangdutnya, orgen rumahan bukan orgen panggung, cuma menang fitur, suaranya nggak real dan banyak lagi yang kritik dan cercaan yang dilontarkan.
Tapi . . dulu saya pertama kenalan dengan Yamaha itu sih, sejak tahun 1982, ketika 17 agustusan di kampung saya, orgen rumahan (electric piano-seperti Clavinova lah) diusung naik panggung buat mengiringi 'POKSONG' (folk song kali ya . .) saya dan teman teman, waktu itu saya belum bisa orgen cumam tahu C-F-G doang.
Saya sudah berganti sekitar 6 atau 7 Yamaha, mulai dari PSR 640, dulu rasanya bahagiaaa..banget punya itu di tumah, saya mainkan, saya bersihkan saya lap saya usap . . .dan terus berganti hingga PSR s900 .
Ketika saya lihat orang main Technics saya iri juga ,kok Technics bangus banget dangdutnya, kok yamaha jelek ya dangdutnya, tapi terus saya menghibur diri saja,ha ..Yamaha itu bagus POP nya banyak fasilitasnya.
Ketika saya mulai dan terus berkenalan dengan para player (memang profesinya tukang orgen) banyak yang bilang "coba kalo beli lagi Korg deh " atau " mendingan Technics mas . . mantep".
Ya, ya, Semua sudah saya lihat, semua sudah saya dengar, sudah saya mainkan, sekarang saya main Roland, saya sudah merasakan manisnya suara dan fasilitas mereka, tidak ada yang sempurna, tidak ada. semua diciptakan dengan tujuan Bisnis lalu hiburan. Mungkin yang baik kita mesti flexibe kali ya tidak fanatik, karena kuping orang, taste orang berbeda, jenuh juga denger dangdut melulu . . atau Campur sari melulu . .atau POP melulu (asal lagi mainnya huuh . .).
Ketika kita dihadapkan dengan tujuan berikutnya (setelah bisnis) yaitu hiburan, sebagai player kita mungkin harus siap dengan berbagai macam 0rgen, membuka hati terhadap merek lain yang mungkin belum kita kenal, belum pernah kita pegang.
Saya pernah dengar dari dari Milky Wahyudi (pakar-anggota milis) dia punya orgen sampai yang harganya 120 juta, punya studio, tapidia pernah diminta mentas di suatu acara dengan orgen 3,5 juta yang miskin fitur, tapi akhirnya harus dilakukan, harus dimainkan dan sukses juga, bahkan dia sempat berkata, 'gila justru ada suara di orgen itu yang belum pernah saya temukan di orgen2 saya . . ." tuuh . .
Juga saya dengar dari anggota milis kasus 17 an kemarin diperumahan sekitar cibubur, yang mendatangkan Idol dan pelawak terkenal sebagai MC nya. Ternyata Player pakai PSR 3000 (P3K), dan hilang adaptornya ! sedang si Idol ingin sound check. Kemudian ditawarkan panitia Orgen lain Roland, dan Casio milik warga, tidak mau dia hanya mau (bisa/ biasa) si P3K itu, setelah disiasati dengan adaptor dari laptop makapermainanpun berjalan dan ujungnya sukses, tapi kan ribet dulu . . coba kalau sikat saja dengan Roland atau bahkan Casio ! kan cepet jadi.
itulah kebiasaan, kesukaan, kecocokan, match, klop yang sebenarnya tetap membutuhkan apresiasi terhadap yang lain.
Tapi sungguh, saya sering kangen dengan Yamaha, gampang, enteng pencetannya, dekat dealernya, cepet servisnya (Jakarta ya . .) macem macem isinya . .meskipun tipis suaranya . . terlalu nge'cesss' trebelnya . . .ndak apaa . . karena itu orgen kenangan saya, dan kesayangan saya (mellow banget mas . .). Bagi bapak dan ibu yang masih punya Yamaha, explor terus . . mainkan dengan suka dan gembira . .
Oh ya, saya punya kenalan seorang produser di sebuah label (perush.Rekaman), dulu beliau pencipta lagu, terutama hits nya Tomy J Pissa , juga beberapa lagu Caca Handika, dan artis lainnya, nah sekarang sudah jadi Boss, tugasnya hanya seleksi artis dan promo ke sana sini, tapi masih membuat musik terutama disco dangdut atau remix, tebak apa coba . . .
Ketika saya 'main' ke kantornya dan membawa PSR s900, dia malah masih membawa PSR 740 ! jadul bin kuno ! " eh jangan hina ini orgen kesayangan saya, kata dia" saya membuat lagu, bahkan rekaman untuk kaset dan CD masih minta bantuan orgen ini " apanya yang di ambil pak , kata saya, dia langsung demo membuat musik" duk - cek duk - duk- cek duk " SUARANYA NGE- BATU" kata dia, iyya juga kata saya daaaan gampang bikin musik pake ini ,kata dia . . .( tentunya banyak lagi alat lain)
Lagu2 nya mungkin anda sering dengar lah, banyak yang ngetop kok (Dangdut disco mix and rock)
Apa kabar boss? . . . saya nih dari bekasi . . .sory belum bisa main lagi ke kantor , sorry , jadi inget soto yang depan kantor, uenak buat makan siang . . entar kapan-kapan main lagi . .maklum . .kan saya masih jadi kuli . . . . . .nggak kayak boss . .makasih boss . .he he
Tapi . . dulu saya pertama kenalan dengan Yamaha itu sih, sejak tahun 1982, ketika 17 agustusan di kampung saya, orgen rumahan (electric piano-seperti Clavinova lah) diusung naik panggung buat mengiringi 'POKSONG' (folk song kali ya . .) saya dan teman teman, waktu itu saya belum bisa orgen cumam tahu C-F-G doang.
Saya sudah berganti sekitar 6 atau 7 Yamaha, mulai dari PSR 640, dulu rasanya bahagiaaa..banget punya itu di tumah, saya mainkan, saya bersihkan saya lap saya usap . . .dan terus berganti hingga PSR s900 .
Ketika saya lihat orang main Technics saya iri juga ,kok Technics bangus banget dangdutnya, kok yamaha jelek ya dangdutnya, tapi terus saya menghibur diri saja,ha ..Yamaha itu bagus POP nya banyak fasilitasnya.
Ketika saya mulai dan terus berkenalan dengan para player (memang profesinya tukang orgen) banyak yang bilang "coba kalo beli lagi Korg deh " atau " mendingan Technics mas . . mantep".
Ya, ya, Semua sudah saya lihat, semua sudah saya dengar, sudah saya mainkan, sekarang saya main Roland, saya sudah merasakan manisnya suara dan fasilitas mereka, tidak ada yang sempurna, tidak ada. semua diciptakan dengan tujuan Bisnis lalu hiburan. Mungkin yang baik kita mesti flexibe kali ya tidak fanatik, karena kuping orang, taste orang berbeda, jenuh juga denger dangdut melulu . . atau Campur sari melulu . .atau POP melulu (asal lagi mainnya huuh . .).
Ketika kita dihadapkan dengan tujuan berikutnya (setelah bisnis) yaitu hiburan, sebagai player kita mungkin harus siap dengan berbagai macam 0rgen, membuka hati terhadap merek lain yang mungkin belum kita kenal, belum pernah kita pegang.
Saya pernah dengar dari dari Milky Wahyudi (pakar-anggota milis) dia punya orgen sampai yang harganya 120 juta, punya studio, tapidia pernah diminta mentas di suatu acara dengan orgen 3,5 juta yang miskin fitur, tapi akhirnya harus dilakukan, harus dimainkan dan sukses juga, bahkan dia sempat berkata, 'gila justru ada suara di orgen itu yang belum pernah saya temukan di orgen2 saya . . ." tuuh . .
Juga saya dengar dari anggota milis kasus 17 an kemarin diperumahan sekitar cibubur, yang mendatangkan Idol dan pelawak terkenal sebagai MC nya. Ternyata Player pakai PSR 3000 (P3K), dan hilang adaptornya ! sedang si Idol ingin sound check. Kemudian ditawarkan panitia Orgen lain Roland, dan Casio milik warga, tidak mau dia hanya mau (bisa/ biasa) si P3K itu, setelah disiasati dengan adaptor dari laptop makapermainanpun berjalan dan ujungnya sukses, tapi kan ribet dulu . . coba kalau sikat saja dengan Roland atau bahkan Casio ! kan cepet jadi.
itulah kebiasaan, kesukaan, kecocokan, match, klop yang sebenarnya tetap membutuhkan apresiasi terhadap yang lain.
Tapi sungguh, saya sering kangen dengan Yamaha, gampang, enteng pencetannya, dekat dealernya, cepet servisnya (Jakarta ya . .) macem macem isinya . .meskipun tipis suaranya . . terlalu nge'cesss' trebelnya . . .ndak apaa . . karena itu orgen kenangan saya, dan kesayangan saya (mellow banget mas . .). Bagi bapak dan ibu yang masih punya Yamaha, explor terus . . mainkan dengan suka dan gembira . .
Oh ya, saya punya kenalan seorang produser di sebuah label (perush.Rekaman), dulu beliau pencipta lagu, terutama hits nya Tomy J Pissa , juga beberapa lagu Caca Handika, dan artis lainnya, nah sekarang sudah jadi Boss, tugasnya hanya seleksi artis dan promo ke sana sini, tapi masih membuat musik terutama disco dangdut atau remix, tebak apa coba . . .
Ketika saya 'main' ke kantornya dan membawa PSR s900, dia malah masih membawa PSR 740 ! jadul bin kuno ! " eh jangan hina ini orgen kesayangan saya, kata dia" saya membuat lagu, bahkan rekaman untuk kaset dan CD masih minta bantuan orgen ini " apanya yang di ambil pak , kata saya, dia langsung demo membuat musik" duk - cek duk - duk- cek duk " SUARANYA NGE- BATU" kata dia, iyya juga kata saya daaaan gampang bikin musik pake ini ,kata dia . . .( tentunya banyak lagi alat lain)
Lagu2 nya mungkin anda sering dengar lah, banyak yang ngetop kok (Dangdut disco mix and rock)
Apa kabar boss? . . . saya nih dari bekasi . . .sory belum bisa main lagi ke kantor , sorry , jadi inget soto yang depan kantor, uenak buat makan siang . . entar kapan-kapan main lagi . .maklum . .kan saya masih jadi kuli . . . . . .nggak kayak boss . .makasih boss . .he he
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan jika ingin comment,bebas aja, terimakasih